Kata Orang Tentang Aku dan Karyaku

Kekuatan kata. Dengan kata-kata baik lisan atau tulisan dapat mempengaruhi orang. Pujian dapat membuat orang tersanjung tapi pujianpun dapat menyebabkan orang terlena dan jatuh. Sebaliknya sebuah kritikan, kadang pedih dan menyakitan namun dapat menguatkan sekaligus meninggikan. Bagaimana sikap kita menanggapi pujian dan kritik itu, yang akan menentukan, dimana kelak kita kan berada.

My Photo
Name:
Location: Tangerang, Banten, Indonesia

Wednesday, September 20, 2006

Komentar Kenangan 17 Agustus (1)

Wening Pramudya"
Aku jadi ikut menangis membaca tulisan ibu Icha. Yha seumur ibu Icha atau saya yang mungkin lebih tua akan merasakan kesyahduan kenangan 17 an. Hanya saja tadi malam ada acara tv daerah yang dalam rangka menyongsong 17 an dengan membahas mengenai perasaan nasionalisme generasi muda anak-anak kita, katanya sudah jauh berbeda (menurun) dibandingkan dengan kita generesasi orang tua, why ??? ....yha itulah yang kemudian disikusikan.
Pendapat saya karena eranya memang lain. Kita dulu di masa muda melalui zaman rekasa (masa-masa susah) banyak paceklik. Masa-masa penjajajahan masih sangat lekat pada ingatan orang tua kita dulu, sehingga mereka dengan sangat fasih mentransfer perasaan itu kepada kita di masa kanak-kanak kita sehingga kitapun menajdi sangat mengerti betapa pentingnya arti kemerdekaan, sungguh bisa kita resapi dengan mudah. Namun demikian dengan berangkatnya waktu selanjutnya kita mengalami hidup dimasa kemakmuran sekarang, atau 20 - 30 th terakhir ini, sandang pangan papan pendidikan formal dan informal melimpah, keprihatinan kita dimasa paceklik dulupun seolah sudah terobati. So...bagaimana kita mentransfer perasaan paceklik penuh perjuangan kepada anak-anak kita....itu sudah sangat lain dengan bagaimana orang tua kita mentransfer perasaan suka dukanya dimasa penjajahan lalu merebut kemerdekaan dst kepada kita. Jadi apakah salah kalau generasi anak-anak kita berperasaan lain dengan kita dulu dalam menyongsong peringatan hari kemerdekaan?? Walaupun kita yakin bahwa merah putih tetap menjadi hati nurani mereka. Lalu bagaimana cara membangkitkan rasa nasionalisme generasi penerus kita supaya tetap bergelora sebagaimana yang kita punya?? Nah kalau di Amerika.....penurunan rasa nasionalisme sudah lebih dulu mereka rasakan pada generasi mudanya, selanjutnya pemerintah berusaha keras membangkitkan lagi dengan berbagai cara, termasuk lewat film - film tokoh yang selalu meng-hero-kan Amerika dan yang itu juga ditonton anak-anak kita.....
So, apakah ada yang punya ide untuk meningkatkan atau mempertahankan rasa nasionalisme generasi penerus kita ditengah-tengah zaman kejayaan KKN, dengan transformasi empatikah mudah-mudahan akan banyak membantu. Matur nuwun.

w.pramudiyah